Rabu, 01 Juni 2016

Sepatu Yang Tertukar

     Ini adalah hari yang cerah. Seperti biasa aku melakukan rutinitas ku. Ya, banyak kegiatan yang aku jalani, seperti sekolah, tidur, makan, sedikit belajar banyak bermain. Tidak ada yang spesial dalam aktivitas ku sehari-hari. 
     Tubuhku yang malas ini aku paksakan untuk bergerak di pagi hari yang membosankan. Hanya ada senyum palsu yang menemani hari-hariku. Di sekolah ini aku tak punya banyak teman, hanya ada satu orang. Dia bernama Ucup, sebenarnya nama aslinya bukan Ucup, nama aslinya adalah Marvel. Keren bukan? Ya, aku juga tidak menyangka hal itu. Ucup seseorang yang baik dan manis, dia orangnya cupu. 
     Sepertinya hari ini akan berjalan seperti biasa. Tapi. . . ternyata tidak. Ya, ada murid baru di kelasku, dia seorang laki-laki, bernama Andy. Cukup menarik, rambutnya kribo, berkulit putih, hidungnya mancung dan berkumis agak lebat. Bukan tipeku. 
     Hari ini ada kelas bahasa, jadi aku dan teman-teman kelasku pergi ke lab bahasa. Ini akan membosankan. Ruangan lab mempunyai penyejuk udara, jadi aku merasa dingin, mana aku tidak memakai jaket dan sepatu. Setelah kelas bahasa selesai, sekolah pulang, aku memakai sepatuku dan kembali menuju ke kelas. Tapi aku merasa aneh dengan sepatuku yang sebelah kanan. Aku melihat ke arah sepatuku dan ternyata. . . . . . . .  





Ada permen karet dibawah sepatuku. Pantas saja aku merasa seperti ada yang mengganjal di telapak kakiku. Seterusnya aku berjalan menuju kelas lalu aku duduk di kursi dan aku merasa tak nyaman dengan sepatuku yang sebelah kanan, setelah itu aku sadar bahwa . . . . . . . . 




Ada batu yang menggajal dalam sepatuku. Pantas saja aku merasa tak nyaman. Setelah itu aku haus dan berpikir untuk membeli minum di kantin. Aku berjalan ke Ibu Jus, membeli jus jambu dengan sedikit gula, itu karena aku sedang diet, ditambah dengan susu kental manis 1/2 gelas. Hmm, sungguh manis, seperti yang meminumnya. Oh maksudku bukan aku yang manis, tapi Andy yang sedang meminum jus jambu di pojok kantin. 
     Untuk tinggi badan 178 cm, dia mempunyai kaki yang mungil, mungkin kakinya sebesar aku hahaha. Tunggu dulu! Sepatunya mirip sepatuku. Aku memandang sepatu yang ku pakai sekarang. Aku baru sadar, sepatu yang aku pakai lebih besar ukurannya dari yang biasa aku pakai. Dan aku berniat menghampiri Andy, tapi orangnya menghilang. Hmm, sungguh misterius sekali orang itu. Ah, mungkin saja dia ada di kelas.
     'Andy sudah pulang', begitu ucap temaku, Rani. Ah sial! Besok libur, aku tidak tahu rumahnya dan nomor teleponnya. Bagaimana aku menukarkan sepatuku? Oh, mungkin Rani punya, dan ternyata dia punya alamat dan nomor teleponnya. 
     Hari ini aku akan menelepon orang itu. Tapi teleponnya tidak aktif terus. Apa aku ke rumahnya saja ya? Baiklah, aku akan pergi ke rumahnya. Apa?! Di rumahnya sedang ada acara syukuran, rumahnya ramai sekali. Bagaimana aku masuk ke sana? Dan bertemu dia? Ah, mungkin aku berpura-pura jadi tamu saja. Baik aku akan masuk ke rumahnya. Ah, jangan! Nanti kalau ketahuan bagaimana? Ah, tidak akan. Baik aku coba lagi. Kalau ketahuan bagaimana? Aku tunggu masuk sekolah saja. Oke, aku akan pulang sekarang.
     "Hey kamu!", teriak seseorang. Aku kaget. Aku menoleh, dan ternyata itu . . . . .



Itu bukan siapa-siapa, dia bukan memanggilku. Ah syukurlah. Lalu aku pun berjalan menjauh dari rumah itu. "Ini sepatu kamu kan?", kata seseorang dari belakang. Ah, itu baru si kribo.


Selesai. by Anonimous


Tidak ada komentar:

Posting Komentar