Rabu, 01 Juni 2016

HIV

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh. Virus ini melemahkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi dan penyakit.

Beberapa cara penularan virus HIV/AIDS adalah sebagai berikut:

Hubungan seks
Berbagi alat suntik dengan orang yang positif mengidap HIV, terutama di kalangan pengguna narkotika suntik
Ibu hamil positif HIV kepada bayinya selama masa kehamilan, persalinan dan/atau waktu menyusui
Melalui transfusi darah/produk darah yang sudah tercemar HIV
HIVAIDS-Alodokter

Tidak ada obat untuk HIV, tapi ada pengobatan yang bisa digunakan untuk memperlambat perkembangan penyakit. Pengobatan ini akan membuat orang yang terinfeksi untuk hidup lebih lama sehingga bisa menjalani hidup dengan normal.


Dengan diagnosis HIV dini dan penanganan yang efektif, pengidap HIV tidak akan berubah menjadi AIDS. AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.

Tes HIV biasanya berupa tes darah untuk memastikan adanya antibodi terhadap HIV di dalam sampel darah. Antibodi adalah protein yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh untuk menyerang kuman atau bakteri tertentu.

Ada beberapa tempat untuk melakukan tes HIV. Anda bisa menanyakan pada rumah sakit atau klinik kesehatan terdekat. Di Indonesia, terdapat beberapa yayasan dan organisasi yang fokus untuk urusan HIV/AIDS, di antaranya:

Komunitas AIDS Indonesia
ODHA Indonesia
Himpunan Abiasa
Yayasan Spiritia
Yayasan Orbit
Sedangkan lembaga pemerintah yang dibentuk khusus untuk menangani HIV/AIDS adalah Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN).

Jika hasilnya positif, Anda akan dirujuk menuju klinik atau rumah sakit spesialis HIV. Beberapa tes darah lainnya mungkin akan diperlukan. Tes ini untuk memperlihatkan dampak dari HIV kepada sistem kekebalan Anda. Anda juga bisa membicarakan tentang pilihan penanganan yang bisa dilakukan.



source : google
Sepatu Yang Tertukar

     Ini adalah hari yang cerah. Seperti biasa aku melakukan rutinitas ku. Ya, banyak kegiatan yang aku jalani, seperti sekolah, tidur, makan, sedikit belajar banyak bermain. Tidak ada yang spesial dalam aktivitas ku sehari-hari. 
     Tubuhku yang malas ini aku paksakan untuk bergerak di pagi hari yang membosankan. Hanya ada senyum palsu yang menemani hari-hariku. Di sekolah ini aku tak punya banyak teman, hanya ada satu orang. Dia bernama Ucup, sebenarnya nama aslinya bukan Ucup, nama aslinya adalah Marvel. Keren bukan? Ya, aku juga tidak menyangka hal itu. Ucup seseorang yang baik dan manis, dia orangnya cupu. 
     Sepertinya hari ini akan berjalan seperti biasa. Tapi. . . ternyata tidak. Ya, ada murid baru di kelasku, dia seorang laki-laki, bernama Andy. Cukup menarik, rambutnya kribo, berkulit putih, hidungnya mancung dan berkumis agak lebat. Bukan tipeku. 
     Hari ini ada kelas bahasa, jadi aku dan teman-teman kelasku pergi ke lab bahasa. Ini akan membosankan. Ruangan lab mempunyai penyejuk udara, jadi aku merasa dingin, mana aku tidak memakai jaket dan sepatu. Setelah kelas bahasa selesai, sekolah pulang, aku memakai sepatuku dan kembali menuju ke kelas. Tapi aku merasa aneh dengan sepatuku yang sebelah kanan. Aku melihat ke arah sepatuku dan ternyata. . . . . . . .  





Ada permen karet dibawah sepatuku. Pantas saja aku merasa seperti ada yang mengganjal di telapak kakiku. Seterusnya aku berjalan menuju kelas lalu aku duduk di kursi dan aku merasa tak nyaman dengan sepatuku yang sebelah kanan, setelah itu aku sadar bahwa . . . . . . . . 




Ada batu yang menggajal dalam sepatuku. Pantas saja aku merasa tak nyaman. Setelah itu aku haus dan berpikir untuk membeli minum di kantin. Aku berjalan ke Ibu Jus, membeli jus jambu dengan sedikit gula, itu karena aku sedang diet, ditambah dengan susu kental manis 1/2 gelas. Hmm, sungguh manis, seperti yang meminumnya. Oh maksudku bukan aku yang manis, tapi Andy yang sedang meminum jus jambu di pojok kantin. 
     Untuk tinggi badan 178 cm, dia mempunyai kaki yang mungil, mungkin kakinya sebesar aku hahaha. Tunggu dulu! Sepatunya mirip sepatuku. Aku memandang sepatu yang ku pakai sekarang. Aku baru sadar, sepatu yang aku pakai lebih besar ukurannya dari yang biasa aku pakai. Dan aku berniat menghampiri Andy, tapi orangnya menghilang. Hmm, sungguh misterius sekali orang itu. Ah, mungkin saja dia ada di kelas.
     'Andy sudah pulang', begitu ucap temaku, Rani. Ah sial! Besok libur, aku tidak tahu rumahnya dan nomor teleponnya. Bagaimana aku menukarkan sepatuku? Oh, mungkin Rani punya, dan ternyata dia punya alamat dan nomor teleponnya. 
     Hari ini aku akan menelepon orang itu. Tapi teleponnya tidak aktif terus. Apa aku ke rumahnya saja ya? Baiklah, aku akan pergi ke rumahnya. Apa?! Di rumahnya sedang ada acara syukuran, rumahnya ramai sekali. Bagaimana aku masuk ke sana? Dan bertemu dia? Ah, mungkin aku berpura-pura jadi tamu saja. Baik aku akan masuk ke rumahnya. Ah, jangan! Nanti kalau ketahuan bagaimana? Ah, tidak akan. Baik aku coba lagi. Kalau ketahuan bagaimana? Aku tunggu masuk sekolah saja. Oke, aku akan pulang sekarang.
     "Hey kamu!", teriak seseorang. Aku kaget. Aku menoleh, dan ternyata itu . . . . .



Itu bukan siapa-siapa, dia bukan memanggilku. Ah syukurlah. Lalu aku pun berjalan menjauh dari rumah itu. "Ini sepatu kamu kan?", kata seseorang dari belakang. Ah, itu baru si kribo.


Selesai. by Anonimous